Tidak diragukan lagi, televisi memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap kepribadian dan perilaku seseroang. Banyak tindak perilaku
kejahatan yang dilakukan karena terodorng atau karena mencontoh
tayangan-tayangan di televisi. Sehingga, tidak sedikit kekacauan dan
ketidakpercayaan terhadap sebagian kalangan yang timbul karena opini
yang dibangun oleh berita-berita tersebut.
Demikian juga halnya dengan anak-anak. Mereka juga sangat terpengaruh
dengan tonton televisi. Betapa banyak anak-anak kaum muslimin
menirukan
perilaku yang mereka dapatkan dari tokoh-tokoh kesayangan mereka di
televisi. Mulai dari perkataan-perkataan yang mereka ucapkan ketika
bermain dengan temannya, sikap dan tingkah laku mereka, dan bahkan tidak
mungkin jika dalam hati mereka memiliki keyakinan sebagaimana yang
mereka dapatkan dalam tontonan mereka itu.
Hal semacam inilah yang hendaknya
menjadikan orang tua merasa khawatir dan waspada terhadap
tayangan-tayangan TV yang ada. Terlebih lagi jika kita melihat kenyataan
bahwa sebagian besar acara TV dikuasai oleh program-program acara yang
diimpor atau meniru dari buatan orang non islam atau paling tidak dari
orang yang tidak memahami Islam dengan benar. Sehingga, ini tentu
berpengaruh pada kualitas tayangan seperti adanya nilai-nilai negatif
yang terkandung dan dibawa oleh tayangan-tayangan tersebut.
Dan akan sangat berbahaya ketika nilai-nilai negatif itu berupa
akidah menyimpang yang sangat bertentangan dengan akidah Islam,
mengingat akidah adalah pondasi dasar yang membangun jiwa, kepribadian
dan perilaku seseorang. Jika seorang anak terus-menerus melihat dan
menyukai tontonan yang menyimpang ini, sangat rawan bagi hatinya untuk
menjadi tempat tumbuh berkembangnya akidah tersebut. Jika dibiarkan
begitu saja, dikhawatirkan si anak akan memiliki keyakinan dan akidah
yang rusa, dan hilanglah akidah Islam yang berusaha kita tanamkan.
Padahal, jika akidah baik, maka akan baik yang lainnya, dan begitu pula
sebaliknya.
Dan yang sangat disayangkan, tayangan hiburan untuk anak-anak, yang
kebanyakan adalah film-film anak itu sarat dengan nilai-nilai yang kita
khawatirkan ini, yakni akidah yang menyimpang. Sebagai contoh saja, film
Doraemon. Semua keinginan tokoh-tokohnya bisa dikabulkan dengan meminta
kepada Doraemon melalui kantong ajaibnya. Baik keinginan itu sesuatu
yang wajar dan bisa dipenuhi oleh makhluk maupun keingin yang tidak
mungkin dipenuhi oleh makhluk. Padahal, telah kita ketahui bahwa
termasuk tauhid adalah tidak meminta kecuali hanya kepada Allah.
Ada lagi, bahkan banyak, film-film anak yang menonjolkan kekuatan
luar biasa yang dimiliki oleh tokoh-tokoknya. Kekuatan yang dalam
kehidupan nyata sering disebut dengan kekuatan sihir dan tenaga dalam,
yang dalam praktik dan usaha pencapaiannya tentu saja melewati berbagai
ritual-ritual yang bertentangan dengan Islam bahkan sampai pada
kesyirikan.
Belum lagi film-film yang menceritakan tentang dewa-dewa yang
menguasai alam semesta, yang dikemas dengan animasi dan kisah-kisah
menarik yang bisa “menyihir” penontonnya untuk mengikuti alurnya, dan
bisa jadi meyakini nilai-nilai akidah yang disampaikan dalam kisah
tersebut.
Ada juga keinginan menitisnya roh atau dewa pada manusia yang ada pada film-film anak, seperti pada film “Avatar The Legend of Aang”. Sebuah film animasi yang terlanjur ngetrend
di kalangan anak, bahkan dewasa. Padahal dalam film itu sarat dengan
keyakinan-keyakinan batil dan menyimpang yang bisa menjadikan kafirnya
seseorang jika meyakini keyakinan tersebut. Di antara nilai keyakinan
tersebut. Di antara nilai keyakinan lain pada film ini, adalah keyakinan
reinkarnasi yang sangat jauh menyimpang dari keyakinan Islam. Ditambah
lagi adanya sihir dan lain sebagainya. Hal ini tidak mengherankan karena
film seperti Avatar ini ternyata memang mengadopsi dari berbagai budaya
dan keyakinan menyimpang dari berbagai negara dan agama, seperti
hinduisme, taoisme, budhisme dan lain sebagainya.
Setelah kita sadar akan hal ini, akankah kita membiarkan anak-anak
kita dididik oelh tontonan-tontonan itu?? Hanya Allah lah tempat memohon
pertolongan.
Disadur dari tulisan abuhafshoh yang dimuat
pada Lembar Pendidikan Anak Yaa Bunayya Volume 5 No.02, Bonus Majalah
Sakinah Vol.10, No 06, 15 September-15 Oktober 2011/ Ramadhan-Syawal
1432